Saat ini, aplikasi-aplikasi instant
messaging atau mobile messenger sangat digandrungi oleh penduduk dunia,
termasuk di Indonesia. Masyarakat yang sebagian besar sudah menggunakan
smartphone tentu saja menggunakan aplikasi-aplikasi ini sebagai sarana untuk
mempermudah komunikasi. Tak mengherankan, penggunaan aplikasi instant messaging
atau mobile messenger kini sudah mengalahkan popularitas SMS. Menurut data
perusahaan riset Informa, enam aplikasi berkirim pesan populer, termasuk
WhatsApp, iMessage, BlackBerry Messenger, Viber, Nimbuzz, dan Kakao Talk,
rata-rata mengirimkan dan menerima 19 miliar pesan per hari pada tahun 2012
lalu. Sementara jumlah SMS diperkirakan hanya mencapai 17,6 miliar per hari.
Angka-angka ini dihasilkan Informa melalui studi terhadap enam aplikasi
pesan: WhatsApp, BlackBerry Messenger, Viber, Nimbuzz, iMessage, dan KakaoTalk.
Pada akhir 2012 lalu, diperkirakan terdapat total 586,3 juta pengguna dari
keenam aplikasi tersebut dengan rata-rata pengguna mengirimkan 32,6 pesan per
hari. Secara kontras, pengguna SMS justru diperkirakan mencapai angka 3,5
miliar pengguna, namun rata-rata hanya mengirimkan 5 pesan per hari.
Tentunya, angka-angka ini sangat
mungkin berbeda dengan kenyataan di lapangan. Hal ini utamanya mengingat
beberapa aplikasi instant messenger yang
cukup populer seperti Facebook Messenger, Line, atau TenCent (aplikasi
lokal yang sangat populer di Cina) belum termasuk dalam perhitungan studi
Informa tersebut.
Di umurnya yang sudah menginjak 20 tahun
pada 2012 lalu, nampaknya semakin nyata terlihat bahwa SMS terus tergerus oleh
berbagai aplikasi instant messenger yang kebanyakan bahkan belum mencapai usia
5 tahun. Ditambah dengan faktor penetrasi smartphone yang semakin cepat.
Tahun ini, diperkirakan jumlah pesan
yang dikirimkan melalui aplikasi messenger akan mencapai 50 miliar, bandingkan
dengan SMS yang hanya 21 miliar. Meskipun lebih sedikit penggunaan pesan teks
atau SMS akan mengurangi biaya data operator, aplikasi messenger sebenarnya
tidak menambah pendapatan mereka juga. Menurut riset Ovum, aplikasi berkirim
pesan akan memangkas pendapatan operator global sebesar US$32.6 miliar di tahun
2013, dan akan meningkat hingga US$86 miliar pada tahun 2020.
Dalam perhitungan yang dilakukan oleh Portio Research, ditampilkan bahwa
meskipun melambat jumlah pengiriman SMS masih akan bertambah setiap tahunnya.
Hal itu akan berlangsung hingga tahun 2015. Di tahun 2016, atau empat tahun
dari sekarang, jumlah pengiriman SMS akan mulai menurun. Tahun ini Portio
Research menghitung bahwa total SMS yang dikirimkan di seluruh dunia mencapai
angka 8,6 triliun, sementara tahun 2016 diperkirakan jumlahnya mencapai 9.5 triliun.
Di Indonesia sendiri, SMS tetap
menjadi media pengiriman pesan yang populer dengan harga yang relatif semakin
terjangkau, dengan harga di kisaran Rp 125-150 per SMS. Dengan masih
mendominasinya feature phones ketimbang smartphone, SMS masih belum akan pudar
dalam waktu cepat.
Kembali ke mobile messenger. Mungkin tak
banyak dari kita yang mengetahui cikal bakal aplikasi messenger. Dimulai pada
tahun 1970 ketika aplikasi instant messenger muncul dalam sistem operasi
multi-user seperti UNIX. Dengan tujuan awal memudahkan komunikasi antarpengguna
yang sama, terus mengalami perkembangan dalam jaringan lokal hingga jaringan
internet. Sebagian pengguna memanfaatkan peer to peer protokol dan ada juga
yang menggunakannya sebagai penghubung ke sebuah server.
Pada medio 1980-an, muncul pesan online
yang saat itu dikenal dengan on-line messages (OLM) sebagai layanan online dari
Quantum Link bagi pengguna komputer Commodore 64 berupa layanan pesan
antarpenggunanya. Aplikasi yang mirip juga ditawarkan oleh Amerika Online lewat
AOL Instant Messages yang populer dengan sebutan AIM. Sejak saat itu,
perkembangan instant messenger tumbuh pesat dengan munculnya aplikasi serupa
dari Yahoo, MSN, Excite, Ubique, IBM, Skype, BlackBerry, dan lainnya dengan
protokol kepemilikan dan client yang dimiliki sendiri.
Sebuah aplikasi open-source dan
protokol open standards-based, Jabber, telah diluncurkan pada tahun 2000.
Sebagai gateway untuk protokol IM lainnya, Jabber mampu mengurangi kebutuhan
berbagai client. Terbukti modern multi-protocol clients seperti Gaim, Trillian,
Adium dan Miranda dapat menggunakan multiprotokol IM tanpa server gateway.
Tingginya arus komunikasi
menyebabkan pertukaran informasi dalam bentuk chatting (percakapan) dan
sharing (berbagi informasi) semakin maju.
Perkembangan social media seperti Facebook, Twitter dan lain sebagainya,
saat ini mengarah pada kondisi yang stagnan dan mulai tersisihkan oleh fenomena
Mobile Messenger. Belakangan ini, sejumlah layanan instant messenger juga sudah
mulai menyediakan layanan video conference, Voice Over IP (VoIP), dan web
conferencing. Biayanya pun semakin murah, bahkan dengan tambahan layanan gratis
yang melimpah. Penggunaan SMS (short message service) pun semakin tergerus. Tak
heran jika terjadi perang bonus sms antarprovider.
Mobile Messenger atau Instant Messaging mulai populer sejak tahun
2007-2008, yang pada waktu itu terkenal dengan Mirc, Mig33, E-Buddy, Nimbuzz
ataupun Yahoo Messenger. Namun dengan seiring waktu dan kemunculan Blackberry
Messenger (BBM) dan tentunya social media, aplikasi-aplikasi tadi mulai berkurang penggunaanya dan menjadi
tidak popular lagi. Fenomena BBM mengalami peningkatan tajam di dunia, dan
khususnya di Indonesia, fitur BBM yang dimiliki oleh smartphone Blackberry
membawa keunggulan tersendiri dari vendor untuk meningkatkan penjualan
ponselnya. Saat ini dapat kita lihat bahwa perkembangan pilihan dari Mobile
Messenger dengan adanya persaingan smartphone semakin berkembang, kemunculan
aplikasi mobile messenger seperti Whatsapp, Line, KakaoTalk dan WeChat dengan penggunaan
nomor telepon pribadi menyebabkan arus komunikasi perpesanan dengan menggunakan
aplikasi mobile messenger selain pesan text terus berkembang.
Aplikasi tersebut disediakan oleh
beberapa vendor yang dijual dan dapat diunduh secara gratis pada smartphone
baik android, nokia, blackberry, iphone, windowsphone, dll. Secara gratis,
gratis disini diartikan bahwa untuk mengunduh dan menjalankan aplikasi pengguna
tidak perlu membayar , akan tetapi ada bebrapa konten yang dapat dibeli oleh
pengguna untuk memenuhi selera dan kebutuhan masing-masing.
Beberapa faktor mengapa aplikasi
mobile messenger begitu populer adalah :
User friendly, setelah kita mengunduh aplikasi tersebut kita bisa
langsung menggunakannya dengan memasukan nomor kita dan menunggu SMS verifikasi
dan setelah itu bisa langsung digunakan. Tidak seperti Facebook atau twitter
yang harus login dulu.
Banyaknya Fitur yang bisa membuat kita terhubung dengan artis favorit
kita baik dalam negeri atau luar negeri khususnya para artis K-Pop yang lagi
ngehits sekarang ini, seperti Line dan Kakaotalk mempunyai fitur Official
Account dari berbagai artis dari dalam atau luar negeri. Misal dengan KakaoTalk
sampai mengundang BigBang untuk datang ke Indonesia untuk promosi. Banyak fitur
yang terlihat ”biasa” namun disegarkan kembali misal WeChat sangat populer
dengan fitur yang disebut walkie talkie. Fitur tersebut mengajak pengguna
WeChat aktif mengirim pesan suara, seolah-olah menjadikan ponselnya sebagai
”walkie talkie”. Adanya fitur yang mirip social media, misal Line yang
mempunyai fitur Jadwal dan WeChat yang mempunyai fitur moment sehingga kita
bisa berbagi status dan saling mengkomentari satu dengan lainnya.
Terkoneksi Dengan Game, Line dan Kakao Talk mempunyai koneksi dengan
berbagai game yang menarik dan serunya
kita bisa mengajak teman-teman kita
untuk sharing skor yang kita dapatkan.
Emoticons baru dalam berkomunikasi, seperti Sticker Line, Emoji, membuat
kita semakin berekspresi dalam berkomunikasi. Bahkan sticker di KakaoTalk dapat
bergerak yang membuatnya semakin asyik, ada bernbagai bentuk seperti Kelinci
dan Beruang di Line yang bernama Brown dan Connie.
Group, yang paling penting dari itu semua adalah kita bisa bicara dan
menyebar informasi dalam grup-grup yang kita buat, dengan demikian kita bisa
berbagi informasi dan berkomunikasi dengan lebih mudah dan menyenangkan. bahkan
Whatsapp sekarang bisa membuat grup dengan kapasitas 50 orang/nomor yang
berbeda.
ANALISIS :
Saat ini, kehidupan masyarakat
modern yang mobile membutuhkan alat komunikasi yang bisa mengimbangi kegiatan
mereka yang memiliki mobilitas yang cukup tinggi. IM (Instant Messaging) adalah
salah satu alternatif komunikasi yang banyak dipilih, pengguna IM walaupun
mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa, tetapi tidak sedikit pula anak-anak dan
orang tua juga ikut menggunakan jalur komunikasi ini dalam kehidupan sosial
mereka. Untuk mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat, para pengembang
aplikasi terus berusaha mengembangkan fitur yang ada di dalam aplikasi IM mereka.
Saya sendiri pun setuju dengan
berkembangnya keberadaan Instant Messaging atau Mobile Mesanger, karena sangat
membantu dan mempermudah user. Setiap kejadian pasti melahirkan dampaknya
masing-masing, baik itu positif maupun negatif.
Sisi positif sepertinya akan banyak
berpihak di sisi user karena tidak dipungkiri dengan hadirnya Instant
Messaging, kita jadi bisa berhubungan dengan lebih banyak orang lagi. Setiap
orang tua bisa menghubungi anak-anaknya yang tanpa batas. Hubungan antarmanusia
menjadi lebih dekat. Serba dimudahkan oleh Mobile Messenger.
Sedangkan untuk sisi negatifnya
menurut saya, apabila semakin banyak masyarakat yang menggunakan IM untuk alat
komunikasinya maka akan semakin memberikan jalan kepada bentuk masyarakat yang
anti-sosial.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar