Kamis, 07 November 2013

Pemanfaatan TI di Indonesia

Teknologi Informasi
Abad ini adalah abad teknologi informasi. Batas-batas kewilayahan kini sudah tak ada lagi dalam konteks jaringan dunia maya. Dalam istilah yang dikemukakan oleh Ohmae, hal ini disebut borderless world. Istilah teknologi informasi merupakan kata majemuk yang mengacu pada teknologi penyampaian informasi secara lebih cepat, lebih luas jangkauannya dan lebih lama penyimpanannya.
Dalam perkembangannya, TI mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam pemerintahan dikenal istilah e-gov (electronic government) yang tujuannya mempercepat dan mempermudah akses pelayanan pemerintah kepada masyarakat maupun kepada para pegawainya. Di era serba digital ini, pelayanan publik meliputi pembuatan KTP, perizinan, akte kelahiran, perpanjangan STNK dan sebagainya tidak lagi memerlukan waktu berhari-hari. Berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, pelayanan publik menjadi sangat cepat dan mudah memperolehnya.
Lain halnya dengan daerah otonom yang belum berani berinovasi masih mengalami kendala dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakatnya. Hal ini terjadi akibat masih belum diterapkannya sistem manajemen modern dan teknologi informasi. Tidak dipungkiri bahwa teknologi informasi berdampak pada semakin cepat dan mudahnya mendapatkan akses informasi.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan terminologi baru dalam dunia manajemen modern. Sebelum menerapkan TIK, teknologi sederhana sudah digunakan namun belum optimal dalam menunjang kegiatan manajemen perkantoran modern. Dengan semakin majunya teknologi umat manusia saat ini, pemerintah berupaya untuk mengadopsi teknologi ini untuk membantu para staf pemerintah meningkatkan kinerjanya.

Peranan Teknologi Informasi
Sebagaimana telah dijelaskan di muka, Teknologi Informasi memainkan peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Manajemen yang memiliki tugas pencapaian tujuan yang mengedepankan aspek efektivitas dan efisiensi membutuhkan teknologi informasi guna mempersingkat waktu dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Saat ini teknologi informasi sudah memasuki taraf kemajuan yang luar biasa. Penemuan teknologi prosesor komputer yang sudah semakin cepat, semakin tingginya kecepatan Random Access Memory (RAM)  serta ruang harddisk yang semakin luas berdampak pada semakin cepatnya waktu start up dan response popups komputer.
Berbagai cara koneksi internet dapat menggunakan beberapa metode, antara lain:
Dial Up: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan line telepon. Dengan menggunakan sebuah modem dial-up. Saat online [ connect ] maka telepon tidak dapat digunakan. Perhitungan pulsa telepon berjalan + biaya internet dari provider. max Kecepatan 56kb.
Broadband: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan kabel tv, dengan menggunakan modem broadband. Saat online dapat sekaligus nonton tidak berpengaruh. Dan biaya lebih hemat cukup membayar abodemen tv cable + biaya internet provider untuk 24 jam online [ no limit ]. kecepatan mulai dari 64kb – 256kb.
ADSL: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan line telepon juga. Namun ADSL menggunakan teknologi yang lebih modern. Saat online jalur telepon tidak terganggu, dapat digunakan dalam kebersamaan. Biaya cukup membayar provider internet dengan sistem perhitungan berdasarkan besarnya kilobyte yang digunakan, koneksi 24 jam online. Kecepatan mencapai 512kb.
Handphone: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan handphone. Dapat dihubungkan melalui Bluetooth maupun usb cable data. Saat online jalur telepon juga tidak terganggu. Bisa menggunakan jaringan GSM maupun CDMA. GSM dapat lebih cepat dengan teknologi 3G atau bahkan teknologi terbaru high speed 3,5G. Sedangkan CDMA menggunakan teknologi CDMA 2000 1x hampir setara dengan 3G. Perhitungan biaya hampir sama semua yaitu menggunakan sistem perhitungan per kilobyte. Kecepatan mulai dari 64kb – 2mb. Bahkan saat ini koneksi melalui jaringan wireless sudah menggunakan teknologi tercanggih yaitu jaringan 4G.
Dalam prakteknya, Teknologi Informasi dapat dijadikan alat bantu untuk mempersingkat jalur birokrasi. Di Kantor Perijinan Terpadu (KPT) Sragen, Jawa Tengah Teknologi Informasi digunakan sebagai media untuk mempercepat dan mempermudah proses pembuatan KTP dan layanan perijinan lainnya. KPT menggunakan sistem online yaitu dengan menerapkan sistem jaringan internet Wide Local Area Network atau Wide Area Network. Dengan sistem ini KPT dapat tersambung secara online dengan seluruh kecamatan. Jadi, warga yang akan membuat KTP cukup datang ke kecamatan, mengisi formulir pembuatan KTP, duduk untuk difoto, selesai dan tinggal bayar yang besarannya tidak lebih dari 5000 rupiah saja.
A.   Manajemen Perkantoran Modern
Manajemen Perkantoran
Perumusan Arthur Grager “Office management is the function of administering the communication and record service of an organization.” (Manajemen perkantoran adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat dari suatu organisasi).
Perumusan William Leffingwell & Edwin Robinson “Office management as a function, is the branch of the art and science of management which is concerned with the efficient performance of office work, whenever and wherever that work is to be done.”
(Manajemen perkantoran sebagai sesuatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, bilamana dan di manapun pekerjaan itu harus dilakukan).
Perumusan Hal Nourse “It seems to me that office management in the broader sense might embrance, not only the generallyaccepted service service functions, but also the arise of functional control administratrive direction of most clerical and paperwork.” (Tampaknya bagi kami manajemen perkantoran dalam arti lebih luas dapat mencakup tidak hanya fungsi-fungsi pelayanan perkantoran yang telah diterima pada umumnya, melainkan juga bidang-bidang mengenai kontrol fungsional dan pengarahan administratif terhadap kebanyakan pekerjaan kertas dan tulis).
Perumusan Edwin Robinson “Office management is concerned with the direction and supervision of office work. ” (Manajemen perkantoran berkenaan dengan pengarahan dan pengawasan terhadap pekerjaan perkantoran).
Perumusan William Spriegel & Ernest Davies “Office management is the overall direction of clerical activities as distinguished such activities as transportation, manufacturing, warehousing, and sales.” (Manajemen perkantoran adalah pengarahan menyeluruh terhadap aktivitas-aktivitas tulis sebagaimana dibedakan dari aktivitas-aktivitas seperti pengangkutan, kepabrikan, pergudangan dan penjualan).
Perumusan George Terry “Office management can be defined as the planning, controlling, and organizing of office work, and actuating those performing is so as to achieve the predetermined objective. It deals with the life cycle of business information, and retention, if of permanent value, of destruction if obsolute.”
(Manajemen perkantoran dapat didefinisikan sebagai perencanaan,  pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta menggerakkan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebiih dahulu. Ini bersangkut paut dengan peredaran hidup data dan keterangan perusahaan dari sejak penciptaannya melalui pemeliharaan, penyebaran, dan penyimpanannya kalau memiliki nilai tetap atau pemusnahannya kalau usang).
Setelah mengemukakan rumusan dari beberapa ahli, The Liang Gie kemudian mengemukakan rumusannya mengenai manajemen perkantoran. Dikatakannya: “Dengan demikian, pada pokoknya manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi, dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal. Hal atau sasaran yang terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya ialah office work (pekerjaan perkantoran)“. Dari berbagai rumusan mengenai manajemen perkantoran jelas yang terkandung di dalamnya meliputi rangkaian kegiatan:
tata penyelenggaraan;
pelaksanaan secara efisien;
pengendalian, pengawasan dan pengarahan;
perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, dan
penggerakan.

Manajemen Modern
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) mengartikan perkataan modern dengan “terbaru” “mutakhir”, “sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman”.
Dalam hal kantor, maka sifat, sikap dan cara berpikir serta bertindak sebagaimana disebutkan dalam istilah modern adalah berkenaan dengan penanganan data/informasi. Perkantoran modern mempunyai ciri-ciri memiliki bangunan dan tata ruang yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler yang tepat; para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdisiplin, profesional memiliki sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman. Kantor modern juga mendayagunakan biaya, menerapkan tata laksana yang demokratis, efektif, efisien, produktif, berkeadilan, dan perlakuan manusiawi.
Tidak jarang setiap kali mendengar perkataan perkantoran modern terbayang suatu bangunan kantor yang megah, bahkan gedung pencakar langit. Perkantoran modern juga sering digambarkan sebagai kantor yang segala kegiatannya serba dikomputerkan (computerized). Perubahan besar memang telah terjadi dalam lingkungan perkantoran. Geoffry Mills dkk (1990) menegaskan dalam bukunya “Modern Office Management” bahwa teknologi baru terus mengalami kemajuan, terutama dalam bidang “komunikasi dan pengelolaan data” (alih bahasa oleh F.X. Budiyanto, 1991).
Tahap perkembangan sistem informasi manajemen (SIM) di sebagian besar instansi pemerintah kita saat ini tampaknya sampai pada tahap SIM dengan dukungan pemrosesan data elektronik (electronic data processing, computer). Di satu pihak tahapan ini bagi sebagian instansi sedang menuju atau mungkin sudah sampai pada tahap berikutnya, yaitu tahapan SIM berdasarkan komputer (computer based system). Namun, di lain pihak kenyataan masih banyak kantor-kantor pemerintah kita belum masuk ke tahap dukungan komputer, terutama di kota-kota kecil atau di daerah-daerah terpencil.

B.   Produktivitas Kerja Pegawai
Produktivitas adalah ukuran output dari suatu proses produksi, per satuan dari input. Sebagai contoh, produktivitas buruh secara tipikal diukur sebagai perbandingan output per jam kerja pegawai, satu satuan. Produktivitas dapat disusun sebagai ukuran dari efisiensi teknis atau rekayasa produksi.
Produksi merupakan proses mengkombinasikan berbagai material input (barang-barang) dan input non material (perencanaan, tahu-bagaimana) agar membuat sesuatu untuk konsumsi (output). Metode penggabungan input produksi dalam proses pembuatan output disebut teknologi. Teknologi dapat digambarkan secara matematis dengan fungsi produksi yang menjelaskan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi dapat digunakan sebagai ukuran kinerja relatif ketika membandingkan teknologi-teknologi.
Fungsi produksi merupakan paparan sederhana mekanisme pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dibatasi sebagai peningkatan produksi dari suatu bisnis atau bangsa (apapun yang diukur). Biasanya diungkapkan sebagai persentase pertumbuhan tahunan yang menggambarkan pertumbuhan output perusahaan atau produk nasional (per bangsa). Pertumbuhan ekonomi ril (sebagai kebalikan dari inflasi) terdiri dari dua komponen. Kedua komponen ini merupakan kenaikan dalam input produksi dan kenaikan produktivitas.

Sumber
http://karnas633.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-teknologi-informasi.html?m=1


Analisis:

Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi penggunaan personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Hasil yng diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang.

ANDROID KITKAT

VIVAnews - Google mengumumkan kabar yang mengejutkan. Sistem operasi Android terbaru bukan menyandang nama Key Lime Pie seperti yang sudah lama terdengar di kalangan penikmat teknologi. Melainkan Android KitKat.
Dilansir The Verge, 4 September 2013, Presiden Android dan Chrome Google Sundar Pichai mengkonfirmasi generasi sistem Android terbaru disebut KitKat.
Mungkin sebagian besar dari Anda sudah familiar dengan nama KitKat. Ya, nama itu merupakan merk sebuah coklat yang diproduksi oleh Nestle.
Dalam halaman resmi Android, Google juga mengumumkan kode nama lain. Sistem operasi baru KitKat itu hadir dengan codenameAndroid 4.4, bukan kode Android 5.0, seperti yang ramai diperbincangkan sebelumnya.
Meski bukan menyandang nama Key Lime Pie, Google masih menjaga tradisi untuk nama sistem operasi mobile-nya yang disesuaikan dengan abjad dari jenis dessert alias makanan penutup.
Sistem operasi pendahulu KitKat adalah Jelly Bean, Ice Cream Sandwich, Honeycomb, Gingerbread, Froyo, Eclair, Donuts, dan seterusnya.
Soal perubahan nama, Google beralasan nama Key Lime Pie tidak terlalu familiar di telinga orang umum. "Nyatanya sangat sedikit orang yang mengetahui rasa Key Lime Pie," jelas Direktur Kemitraan Android, John Lagerling seperti dilansir BBC.

Asal usul "KitKat"
Lagerling mengungkapkan lahirnya nama baru itu. Pada Februari silam, di tengah-tengah perhelatan Mobile World Congress,Barcelona, kedua perusahaan menggelar pertemuan rahasia. Tujuannya, mempromosikan rencana kedua perusahaan untuk menyandangkan nama brand kedua perusahaan.
Dan tidak butuh waktu lama, Google menerima usulan nama KitKat pada Android. Selain karena KitKat merupakan camilan favorit para pengembang (coder) Android.
"Perusahaan akhirnya merestui. Dalam 24 jam sebuah kesepakatan (dengan Nestle) dibuat. Ini bukan jenis kesepakatan karena uang," tegas Lagerling.
Lebih lanjut, raksasa Internet itu menjelaskan tujuan menyematkan nama KitKat untuk versi teranyar yakni agar membuat pengalaman Android bisa diterima luas ke semua orang.
Pichai berharap, pengalaman Android versi anyar ini bisa memuaskan penggunanya. Seperti jenis Kitkat yang merupakan permen coklat manis, Pichai tak sabar melihar reaksi pengguna dengan sistem operasi yang "manis" itu.
Tentu karena menyandang nama merk, Google menggelar program kemitraan. Dengan membeli paket permen KitKat khusus, pembeli bisa memenangkan Google Nexus 7 secara cuma-Cuma.
Sumber

Analisis:
Sistem Operasi dari smartphone, tablet dan gadget banyak sekali yang menggunakan OS Android. Android merupakan OS keluaran terbaru yang memiliki beberapa versi.

Kacamata Google

Perangkat Google Project Glass yang ditunjukkan di konferensi Google I/O 2012 pada Rabu (27/6/2012) menayangkan informasi persis di depan mata pengguna. Pemakainya juga dapat mengambil foto secara instan.

Namun, bagaimana jika penggunanya ingin beraktivitas sambil tetap memakai perangkat tersebut?
Sergey Brin, salah satu pendiri Google, optimistis bahwa Project Glass pada akhirnya akan menjadi lebih praktis ketimbang perangkat konvensional seperti smartphone. "Soalnya, pengguna perlu memegang (smartphone) dengan tangan dan melihatnya secara langsung. Ini tidak terjadi pada Project Glass," ujar Brin, seperti dikutip oleh All Things Digital.
Project Glass, menurut Brin, membebaskan pengguna dari kerepotan memakai ponsel. "Anda tak perlu lagi merogoh kantong hanya untuk melihat e-mail atau mengambil foto".
Perangkat ini memang dirancang Google untuk melakukan aktivitas-aktivitas sederhana dengan cepat, bukan hal-hal yang lebih rumit seperti browsing internet.
Lebih lanjut, Brin mengatakan, Project Glass nantinya akan menjadi sesuatu yang diterima secara luas oleh masyarakat. "Sekarang memakai kacamata seperti ini memang masih terlihat aneh. Namun dalam waktu tiga atau empat tahun ke depan, yang sebaliknya akan berlaku."
Desainer Project Glass, Isabelle Olsson, mengatakan, dalam hal interaksi dengan orang lain, Project Glass tidak akan menghalangi pengguna. "Yang penting, pemakai masih bisa memandang mata orang lain," ujarnya.
Project Glass, lanjutnya, dirancang untuk memudahkan pengguna berinteraksi dengan dunia virtual tanpa mengalihkan perhatian dari dunia nyata. "Jadinya, dekat dengan Anda, tetapi tidak menghalangi," ujarnya.
Menurut Olsson, dengan bobot yang lebih ringan dari kebanyakan kacamata hitam, Project Glass bisa dipakai dengan nyaman oleh pengguna.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwJ-SOGu5uHuDb0rVuxsLRmJVkQp_d5-MQCTyeqKtKHoC66kOB4ImRjMkWp1h42x9uhoQXcGwAaZSwt1k1Y2Sq8VN1L-gBjmimS4GCKEhHTgBhcic_qpK03O1-LlMK_hpdaDQzyq5snTY/s320/kacamata+google.jpg

Google/YoutubeVideo ini diberi judul Jumping Video, dan berdurasi 15 detik. Kacamata pintar dipakai oleh seseorang untuk merekam video dan bermain loncat-loncat di atas trampolin.

Bagaimana jika pengguna memakai Project Glass sambil mengemudikan kendaraan? Menurut Brin, data penelitian Google sejauh ini meyimpulkan bahwa perangkat tersebut aman untuk dipakai ketika mengemudi. Karena menampilkan gambar yang tampak jauh, mata pengemudi tak mengalami peralihan fokus ketika berpindah dari pandangan di jalan ke tampilan di Project Glass.

Nantinya, Project Glass akan dibanderol lebih murah dari versi "Explorer Edition" berharga 1.500 dollar AS yang dijual kepada para pengembang aplikasi.
Harga akhir untuk konsumen belum ditetapkan, tetapi Brin menegaskan bahwa pihaknya akan lebih mengutamakan kualitas pengalaman pengguna ketimbang harga murah.


Sumber:

Analisis:

Menurut saya, perkembangan zaman yang sangat cepat ini membuat kita harus mengikutinya agar kita tidak ketinggalan zaman, yang dimana salah satu contohnya adalah kacamata google ini. Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya.  Ini merupakan salah satu perkembangan yang sangat modern saat ini, karena dengan penggunaan yang lebih mudah, siapapun dapat menggunakannya dan media penyimpanannya sangat fleksibel, sehingga dapat membantu untuk mempermudah pekerjaan kita, terutama dibidang perkantoran dan pendidikan, dll. Bisa dikatakan “Dunia Virtual Dekat Dengan Dunia Nyata”. Namun harga kacamata yang begitu menarik ini cukup melirik isi dompet kita, karena kacamata ini berkisaran US$ 1500.

Simulasi Robot

Pasebania, masih ingatkah Anda dengan film Wall-E? Film keluaran Pixar pada tahun 2008 ini menceritakan tentang sebuah robot yang sangat loyal terhadap bumi dengan membersihkan sampah rongsokan yang tersebar di dalamnya tatkala manusia yang seyogianya mengurus bumi malah meninggalkannya dan menetap di planet lain. Manusia pun menjadi teramat malas karena hampir segala aktivitas serta kebutuhan hidupnya ‘dimanjakan’ oleh beragam robot modern.  Film ini pun menceritakan tentang kisah asmara Wall-E dengan robot lain bernama Eve. Tapi tunggu dulu, kali ini Paseban tidak akan menceritakan tentang romansa mereka, tapi mengenai prediksi pergerakan robot di masa yang akan datang. Para peneliti dari Cornell University penasaran akan bagaimanakah pergerakan robot masa depan, apakah akan banyak menciptakan berbagai evolusi melalui cara mereka bergerak.
 Mereka membuat sebuah software yang mencari tahu bagaimana pergerakan robot tersebut dalam bentuk sebuah balok-balok yang disebut musle blocks dengan perpaduan material tisu, tulang serta perpaduan alami lainnya. Beberapa pergerakan robot ini ada yang dianalogikan sebagai seekor Cheetah, dengan balok otot yang diberi warna sesuai dengan empat bagian otot. Penelitian ini mengedepankan pemikiran bahwa semakin cepat pergerakan sebuah makhluk, semakin banyak pula keturunan yang akan dihasilkan. Evolusi robot ini telah menghasilkan sekitar 175.000 generasi hanya saja tidak semuanya ditampilkan oleh para peneliti ini.     
Evolusi robot ini diberi empat material yaitu: otot pertama berwarna merah, tisu dengan warna biru muda, otot kedua berwarna hijau dan biru tua untuk tulang. Otot pertama berfungsi sebagai contract then expand, tisu sebagai soft support, otot kedua kebalikan dari otot pertama dan terakhir, tulang sebagai hard support. Di dalam video di bawah ini ditampilkan lima variasi evolusi robot masa depan beserta grafik garis keturunan keluarga berupa perbandingan empat material tadi. Setelahnya ada pula beberapa creature favorit yang ajaib namun fungsional. Menarik, bukan?

Mungkin sebelumnya kita telah mengetahui sebuah software yang berkaitan dengan simulasi robot bernama Microsoft Robotic Developer Studio. Software yang dianggap user-friendlyini terlihat nyata dan dalam penggunaannya Anda tinggal ‘drag and drop’ saja. Software ini sangat membantu bagi para pecinta dunia robotik karena pada praktiknya yang tidak memerlukan hardware, software ini meminimalisasi kesalahan dalam proses pembuatannya. Kembali ke simulasi evolusi robot tadi, berikut akan dijelaskan satu per satu mengenai kelima jenisnya.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl1sgRGNVN3lTwkNAuxAx0SwFaMaeZ6eU55kbvb7i-h2vlohch3x-f4KaSbhWH3fIeO5uhP551cJ1-ho-k8bSkIbJFMwLc8tEBPwZD0NeJwb6BpMeuPO8e-K64UBMU81qfZCC-BvlUvD4/s1600/robot.jpg


Anda dapat melihat pada gambar di bawah ini bahwa otot-otot sang robot masing-masing diberi warna yang berbeda. Otot pertama berwarna merah, otot kedua berwarna hijau, ungu untuk otot ke-3 dan biru untuk otot ke-4. Robot masa depan ini terdiri dari Sprinter, Galloper, Incher, Knuckler dan Flailer. 
1. Sprinter
Bentuknya menyerupai huruf L dengan lengkungan yang menjadi pivot point di mana dapat memanjang dan mengkerut dengan bertenaga serta langkahnya yang berotot.
2. Galloper
Bot ini merupakan salah satu yang pertama dalam mengembangkan kaki-kaki yang panjang dengan tulang di mana memberikan kestabilan untuk berlari layaknya seekor kuda.
3. Incher
Ini yang agak berbeda dari yang lain. Pada simulasi ini tidak disediakan kaki, semua berbahan material lembut. Pergerakannya pun tidak terlalu cepat karena bot ini bergerak dengan cara merayap maju.
4. Knuckler
Robot knuckler ini dapat bertahan di kala robot-robot lain yang mengandalkan tungkai depan untuk berjalan tapi sangat jarang untuk dapat terus berjalan. Lengan The Knuckler ini mengayun untuk mengangkat badannya dari tanah. Pergerakannya ini mirip dengan cara gorila berjalan.
5. Floailer
Robot tanpa kaki ini menggoyangkan lengannya dengan penuh semangat (dan terlihat menyedihkan) untuk terus dapat bergerak maju.   
Begitulah penjelasan singkat mengenai beberapa evolusi simulasi robot yang pergerakannya telah banyak mengalami kemajuan. Penelitian yang digagas oleh Nick Cheney, Rob MacCurdy, Jeff Clune dan Hod Lipson ini cukup menarik perhatian orang banyak dilihat dari komentar-komentar yang masuk untuk video tersebut dan responnya pun kebanyakan positif. Apakah inovasi pergerakan robot selanjutnya? Mari Pasebania nantikan penelitian-penelitian berikutnya.

SUMBER :
http://portal.paseban.com/popular_science/125532/robot-masa-depan

Analisis:
Perkembangan robot memang sangat cepat berkembang. Robot itu sendiri diaplikasikan untuk berjalan, merangkak bahkan robot diciptakan untuk membantu pekerjaan atau aktivitas manusia yang telah dirancangkan oleh manusia. Salah satu contohnya robot yang telah diprogram sebagai penerima tamu dari sebuah rumah makan (Restaurant) di Jepang.

Perkembangan Aplikasi dan Gambar Grafis (autocad)

Perkembangan Aplikasi Dan Gambar Grafis

Penelitian sejak dahulu bahwa setiap orang berkeinginan dapat membuat gedung bertingkat yang indah dan semenarik mungkin. namun dalam perancangannya sangatlah sulit dan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan  waktu yang cukup lama walaupun gambar yang akan dibuat sangat sederhana. Dahulu orang merancang gedung bertingkat dengan menggunakan media kertas serta perhitungan-perhitungan sederhana maka wajar jika bentuk bangunan yang dibuat hanya dapat dilihat ketika bangunan tersebut sudah dibangun atau telah berdiri.
Zaman pun berubah, teknologi perancangan bangunan gedung bertingkat yang dahulu hanya menggunakan alat yang sederhana kini telah berubah menggunakan teknologi perancangan dengan menggunakan teknologi media komputer. Sekarang ini perangkat lunak yang digunakan banyak ragamnya, salah satu perangkat lunak yang umum digunakan oleh perancang bangunan adalah perangkat lunak AutoCAD.
AutoCAD merupakan program untuk menggambar yang mampu menghasilkan gambar dengan kualitas tinggi, baik desain 2D maupun 3D. Dengan gambar 3D, anda dimungkinkan untuk menerangkan kondisi faktual desain secara lebih jelas kepada orang lain, melekapi data-data teknis dan pendimensian yang lazim terdapat dalam gambar 2D. AutoCAD realeas terbaru mempunyai kemampuan untuk memproduksi gambar 3D, dari yang sederhana berupa rangka kawat (wireframe) hingga yang realistik, melalui feature-feature yang terdapat dalam reading dan layout serta rendering.

Tentang Aplikasi Grafis AutoCAD
AutoCAD adalah salah satu program desain gambar dengan bantuan komputer yang cukup canggih. Secara perlahan namun pasti AutoCAD mengalami otomatisasi gambar, menggantikan fungsi manual yang selama ini mendominasi pekerjaan di segala bidang. Kompatibilitasnya yang tinggi memungkinkan gambar – gambar AutoCAD dapat diterima oleh sebagian besar program menggambar lain dan dapat dicetak dengan menggunakan hampir semua alat pencetakan. AutoCAD memiliki fasilitas yang cukup komplit untuk membuat gambar – gambar dua dimensi dan tiga dimensi.
Beberapa alasan menggunakan AutoCAD dari pada cara manual untuk menghasilkan gambar:
•          Akurasi
Dengan tingkat presisi hingga 13 digit, AutoCAD memiliki tingkat akurasi jauh lebih sempurna dan terjamin dibanding dengan menggambar manual. Dalam gambar manual, akurasi gambar sangat ditentukan oleh ketelitian mata dan kecermatan tangan yang sangat memungkinkan terjadinya kesalahan.
•          Kepraktisan, Kemudahan, dan Kecepatan
Fasilitas penggambaran dan pengeditan yang semakin sempurna menjadikan AutoCAD mampu menghasilkan jauh lebih cepat dibandingkan cara manual. Perintah Copy, Array, Block, dan sebagainya memungkinkan kita membuat dan mengedit gambar secara masal dan waktu cepat.
•          Kebersihan dan Kerapian
Dengan perintah pengeditan yang dimiliki AutoCAD, memungkinkan kita untuk merevisi dan memeriksa hasil gambar sebelum benar – benar dicetak, sehingga dihasilkan gambar yang bersih dan sempurna tanpa bekas – bekas pengeditan, penghapusan dan keringat atau kertas lecek seperti yang didapatkan pada gambar manual.
•          Ruang Kerja Tak Terbatas
AutoCAD memiliki ruang kerja tak terbatas. Koordinat tertinggi yang dapat dimasukkan adalah 1099. Sehingga kita dapat membuat gambar sebesar dan sebanyak apapun dalam ruang yang sama. Kita dapat mencetaknya bagian per bagian atau sekaligus dengan skala yang tepat.
•          Fleksibilitas Skala
AutoCAD memungkinkan satu gambar dicetak berkali – kali dengan skala yang berbeda – beda tanpa harus membuat ulang gambar tersebut. Hal yang tidak dapat dilakukan pada gambar manual. Dengan pengaturan skala yang tepat saat mencetak, kita juga dapat bebas memilih satuan yang digunakan dalam gambar, apakah mm, cm, meter, km, inci, dan sebagainya.
•          Dokumentasi
Dengan sistem penyimpanan file, hasil gambar akan tersimpan secara permanen. Kita dapat dengan mudah dan cepat duplikasinya dan merevisinya kelak bila ada perubahan desain tanpa harus membuat gambar dari awal lagi. Dengan media penyimpan floppy disk atau CD kita dapat membawa – bawa gambar dengan mudah dan di edit dimana saja
Sumber:

Analisis:
Para arsitek atau pendesigner sebelum adanya autocad, mereka masih menggunakan cara manual. Dan perkembangan autocad sangat bermanfaat bagi para designer. Seperti untuk membangun gedung-gedung, tampilan 3D (3Dimensi) sehingga mempermudah pekerjaan.

Pemanfaatan Teknologi Dalam EHB Berbicara mengenai masa depan evaluasi hasil belajar

PTJJ tidak bisa terlepas dari pembahasan mengenai teknologi.
Agar dapat menyelenggarakan EHB yang efektif dan efisien maka UT sebagai institusi PTJJ harus memanfaatkan teknologi yang tepat guna. Teknologi yang digunakan sekarang ini untuk menunjang pelaksanaan EHB di UT masih terbatas pada penggunaan scanner dan LAN, Berikut akan dibahas teknologi yang tersedia dan yang mungkin dimanfaatkan untuk setiap kegiatan EHB di UT.• Pengembangan Soal UjianPengembangan soal ujian di UT masih dilakukan secara konvensional dimana dilakukan pelatihan pembekalan keterampilan penulisan kisi-kisi dan soal bagi para penulis secara tatap muka. Kegiatan pembekalan ini memerlukan waktu dan sumber dana yang tidak sedikit terutama jika dilakukan di tempat yang tersebar dan lokasinya jauh dari kantor UT pusat.

Setelah kisi-kisi dan soal selesai ditulis maka perlu dilakukan penjemputan bahan ujian tadi ke tempat para penulis. Sistem pengembangan soal seperti ini menyebabkan institusi PTJJ seperti UT tidak mudah untuk memperbaharui bahan ajarnya karena akan berdampak kepada ujian yang memerlukan waktu pengembangan yang cukup lama. Agar kegiatan pengembangan ini menjadi lebih singkat dan tidak menyita sumber daya yang terlalu banyak, bisa dimanfaatkan teknologi yang sederhana seperti penggunaan video untuk pembekalan para penulis soal.

Teknologi jaringan juga dapat dimanfaatkara dimana para penulis dapat mengakses website seperti PAU-Online yang salah satu materi pelatihan adalah membuat soal ujian. Para penulis dan penelaah pun dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan fasilitas chatting di internet. Jika suatu saat nanti infrastuktur jaringan yang ada di UT memadai, maka dapat dibuat sistem pengembangan soal secara remote, di mana para penulis soal dapat mengakses fasilitas jaringan yang memungkinkan mereka menulis soal secara on-line. Tentu harus dipikirkan bagaimana menjaga keamanan sehingga tidak bisa ditembus oleh pihak yang tidak berkepentingan.

• Penyiapan Bahan UjianPenyiapan bahan ujian di UT memanfaatan teknologi LAN yang tersedia di Pusjian. Dengan satu server dan lebih kurang sepuluh terminal serta tiga printer laser, UT mempersiapkan bahan ujian untuk ribuan mahasiswa setiap semester. Oleh karena sistem pendidikan yang terbuka, rnaka UT harus rnenyiapkan naskah ujian untuk semua matakuliah yang ada. Dengan teknologi yang ada sekarang maka proses pengetikan, editing, dan penggadaan bahan ujian ini memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan. Kegiatan ini cukup menyita waktu staf UT sehingga upaya peningkatan kualitas komponen yang lain seperti bahan ajar dan layanan bantuan belajar menjadi agak lambat.
Untuk mengatasi hal ini maka perlu dimanfaatkan teknologi komputer dalam membuat dan mengelola bahan ujian (Boekkooi-Timingga, 1989) yang dikenal sebagai Bank Soal Terkomputersasi. Pengelolaan soal ujian melalui Bank Soal ini menuntut tersedianya kumpulan soal yang sudah teruji kualitasnya. Sejak tahun 2000, UT telah mengembangkan sistem Bank Soal yang mencakup prosedur penyimpanan soal, pengkalibrasian soal, dan perakitan naskah ujian (lihat lampiran 1 dan 2). Di beberapa institusi lain seperti CITO di Belanda, sistem Bank Soalnya mencakup sampai proses pengadministsasian; penilaian; bahkan pelaporan nilai ujian (Van Theil & Zwarts, 1985).

Bank Soal UT menggunakan teknologi LAN dengan satu server dan 20 terminal, didukung oleh empat printer dan dua scanner (pada saat operasional 2005). Dengan adanya Bank Soal ini penyiapan bahan ujian setiap semester dapat dilakukan dalam waktu yang relatif cepat. Keamanan soal juga lebih baik karena akses kepada Bank Soal dibatasi dan beberapa naskah ujian paralel dapat dihasilkan sehingga akan dimungkinkan untuk memberikan soal ujian yang berbeda namun setara dalarn satu lokasi ujian.


Penggandaan bahan ujian masih mengandalkan teknologi mesin cetak yang masih sederhana. Sekarang UT sedang mempertimbangkan kemungkinan pengiriman master naskah ujian lewat teknologi jaringan sehingga penggandaan naskah menjadi tanggung jawab UPBJJ di di daerah. Dengan demikian dapat dikurangi waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk penggandaan naskah ujian ini di UT Pusat.

• Pelaksanaan UjianPelaksanaan ujian UT masih dilakukan dengan paper and pencil di lokasi yang telah ditentukan secara tatap muka, sama seperti yang dilakukan oleh institusi pendidikan konvensional. Dengan sistem yang seperti ini prinsip keterbukaan dari PTJJ agak dibatasi karena mahasiswa harus mengikuti jadwal ujian. Semua peserta ujian juga diberikan soal yang sama tanpa memperhatikan tingkat kemampuan mereka, di suatu lokasi tertentu, dan waktu yang sama. Berbagai bentuk pelanggaran ujian terjadi sebagai akibat dari kurangnya pengawasan dan soal yang seragam ini.

Untuk itu perlu dipikirkan pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi peluang terjadinya distorsi nilai, dan meningkatkan kualitas ujian. Dengan perkembangan dalam teori pengukuran dan evaluasi serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka dimungkinkan untuk menyelenggarakan ujian dengan komputer yang dikenal dengan istilah computer-based testing (CBT). Ada dua macam CBT, yaitu linear test dan adaptive test. Linear CBT terdiri atas seperangkat soal, dari yang termudah sampai yang tersukar. tanpa memperhatikan kemampuan peserta tes. Sedangkan adaptive adalah tes di mana komputer mampu memberikan soal-soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta tes.
Soal-soal dipilih dari sejumlah besar soal (item pool) yang dikategorisasikan sesuai materi dan tingkat kesukarannya. Oleh karena itu, jumlah soal dalam CBT biasanya lebih sedikit dari pada tes linear, tetapi cukup dapat memberikan informasi kepada institusi dan peserta tes. Soal yang diperlukan pada adaptive CBT lebih sedikit karena komputer dapat memilihkan soal-soal yang tingkat kesukarannya sesuai tingkat kemampuan peserta tes, berdasarkan jawaban-jawaban terhadap soal sebelumnya. Artinya peserta tes mendapatkan lebih sedikit soal yang tidak terlalu mudah ataupun terlalu sukar. Dengan demikian, tes diharapkan cukup menantang untuk setiap individu.

Adaptive CBT atau computerized aduptive testing (CAT) dirancang untuk setiap individu peserta tes (Wiener, 1990). Peserta tes akan diberi satu set soal yang memenuhi spesifikasi rancangan tes (kisi-kisi) dan biasanya sesuai dengan tingkat kemampuan setiap individu. Tes dimulai dengan soal-soal yang tidak terlalu sukar. Setiap peserta tes menjawab soal,-komputer akao memberikan skor. Jawaban terhadap soal tersebut akan menentukan soal yang akan ditampilkan oleh komputer selanjutnya.

Setiap menjawab soal dengan benar, peserta tes akan diberi soal yang lebih sukar. Sebaliknya, bila menjawab salah, komputer akan memilihkan soal yang febih mudah. Urutan soal disajikan tergantung pada jawaban terhadap soal-soal sebetutnnya dan pada kisi-kisi tes. Dengan kata lain, komputer diprogram untuk memberikan soal yang sesuai dengan kisi-kisi tes, sekaligus secara terus menerus mencari soal-soal yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat kemampuan peserta ujian. Dalam hal ini peserta ujian harus menjawab semua soal.
UT dengan adanya sistem bank soal terkomputerisasi sedang menjajaki penerapan tes online yang bersifat adaptive test (tes adaptif). Untuk mendukung aplikasi tes online diperlukan infrastruktur yang mapan di tempat-tempat ujian, termasuk penyusunan rambu-rambu pengawasan ujian. Tes adaptif mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:• Tes dapat diadministrasikan pada saat siswa merasa siap menempuh ujian;• Tes dapat dilaksanakan sepanjang tahun di banyak lokasi sekaligus;• Tes dilaksanakan di tempat ujian yang nyaman, yang privasinya lebih terjaga, dan diletagkapi komputer;• Peserta tes lebih sedikit dalam satu kesempatan;• Skor sementara (Unofficial scores) langsung ditampilkan setelah tes berakhir, kecuali untuk tes uraian;• Nilai resmi (official scores) dapat diumumkan secara lebih cepat;• Tes dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa;• Soal yang dibutuhkan lebih sedikit; dan• Keamanan tes dapat ditingkatkan.

• Pemrosesan Hasil UjianProses penilaian (scoring) dengan menggunakan teknologi elektronik sudah banyak digunakan di dunia pendidikan. Untuk itu diperlukan mesin scanner dan lembar jawaban ujian (LJU), yang khusus didesain untuk scanner tersebut. Peserta ujian menjawab ujian dengan cara menghitamkan huruf-huruf atau kode-kode yang tersedia dalam LJU, dengan menggunakan pensil khusus. Setelah mesin scanner membaca LJU, kumputer secara otomatis akan melakukan scoring dan grading. Untuk tes adaptif, proses scoring merupakan bagian dari rancangan tes (ETS, 2002).

Peserta tes secara otomatis akan mengetahui skor yang telah diperolehnya. Skor yang diberikan tergantung pada jumlah soal yang dijawab dan jawaban terhadap soal yang diberikan. Soal yang diberikan oleh kumputer akan mencerminkan keberhasilan dalam menjawab soal sebelumnya dari kisi-kisi tes. Kisi-kisi tes meliputi:• tingkat kesulitan soal yang diberikan;• tipe soal yang diberikan; dan• cakupan materi tes yang sesuai.Soal yang pertama diberikan merupakan soal yang tidak terlalu sulit.
Benar tidaknya jawaban terhadap soal tersebut dan soal-soal berikutnya menentukan apakah selanjutnya peserta tes akan diberi soal-soal yang lebih mudah atau lebih sukar. Dengan demikian, peserta tes akan rnendapatkan skor-skor yang mencerminkan kebenaran jawaban terhadap setiap soal dan tingkat kesulitan setiap soal.

Bila ada dua peserta tes yang mempunyai jumlah jawaban benar yang sama, peserta tes yang merrjawab soal-soal yang lebih sulit akan mendapatkan skor yang lebih tinggi. Demikian juga, bila ada dua peserta tes mendapatkan dua set soal yang tingkat kesulitannya sama, peserta tes yang lebih cepat menjawab dan mempunyai jumlah jawaban soal benar lebih banyak akan mendapatkan skor yang lebih tinggi.
Pemrosesan hasil ujian di UT sebagian besar dilakukan dengan menggunakan komputer. Penggunaan komputer dalam proses penilaian diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih akurat secepat dan seekonomis mungkin, mengingat jumlah siswa UT yang mencapai puluhan ribu.
Setelah sampai di Pusat Pengujian, amplop hasil ujian diberi nomor batch (proses batching). Nomor batch tercatat dalam komputer. Penomoran hasil ujian ini berrnanfaat untuk mencari LJU secara mudah dan cepat bila dibutuhkan. LJU di-.scan dengan menggunakan optical .scanner. Setelah semua LJU di-scan, hasil scanning diload di komputer. Karena masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menghitamkan identitas pada LJU (nama, NIM, kode mata kuliah, tanggal lahir, kode naskah) maka Pusat Pengujian melakukan editing, Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan data siswa yang salah ke suatu file pada komputer, yang disebut file jawaban salah.
Selanjutnya dilakukan proses updating, yaitu memperbaiki data identitas yang salah, sesuai data pribadi dan data registrasi siswa yang tersimpan pada komputer. Kemudian dilakukan proses scoring untuk menghitung jumlah jawaban benar dari setiap siswa. untuk ujian uraian, pemberian skor dilakukan oleh staf akadernik di fakultas. Setelah skor setiap siswa diterima dari fakultas Pusat Pengujian melakukan key-in skor ke dalam komputer laporan hasil key-in skor akan diperiksa lagi oleh fakultas untuk keperluan verifikasi nilai.
Setelah proses scoring (baik untuk ujian objektif maupun ujian uraian), sebaran nilai huruf (grade) dicetak dalam beberapa kategori kelulusan, yang disebut laporan pragmade. Fakultas akan menentukan kategori kelulusan. Penentuan kategori kelulusan dilakukan untuk seluruh siswa, tanpa membedakan status demograti siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses penilaian siswa UT sangat terstandar. Proses selanjutnya adalah melakukan grading atau proses penilaian (dengan bantuan komputer) berdasarkan kategori kelulusan yang ditentukan oleh fakultas.

Proses grading diikuti oleh proses verifikasi nilai, untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan penilaian. Kemudian dilakukan pencetakan daftar nilai ujian (DNU), yang merupakan akhir dari proses pengolahan hasil ujian.
Perlu juga dijajaki penggunaan komputer dalam pemeriksaan ujian uraian karena sudah tersedia berbagai software yang dapat membaca tulisan tangan. Jika hal ini dawat dilakukan maka proses penilaian akan semakin cepat lagi karena yang sering menyebabkan nilai tertunda adalah pemeriksaan uraian yang terlambat.

• Pelaporan NilaiDi UT, laporan nilai per semester diberikan dalam bentuk daftar nilai ujian (DNU). Sedangkan laporan nilai keseluruhan selama siswa belum lulus disebut laporan Kemjuan Akademik Siswa (LKAM). DNU dicetak dengan menggunakan komputer, yang dapat dilakukan di Kantor UT Pusat maupun di setiap UPBJJ- Pencetakan DNU dapat diprograrn untuk setiap UPBJJ, setiap Program Studi, maupun setiap siswa. Bila diprograrn untuk satu UPBJJ, maka DNU untuk seluruh siswa di UPBJJ tersebut yang mengikuti ujian pada semester yang bersangkutan akan tercetak. DNU dikirimkan ke setiap siswa melalui jasa pos.
Sumber:
http://renggani.blogspot.com/2007/07/makalah-tentang-pemanfaatan-teknologi.html?m=1


Analisis:
Seiring berkembangnya tekhnologi di dunia, tekhlogi ini dapat digunakan di tiap-tiap sekolah karena dapat mempersingkat waktu dan keuntungannya, pada setiap layar hanya ditampilkan satu butir soal, sehingga peserta tes dapat berkonsentrasi untuk menjawab soal tersebut. Setelah menjawab soal, peserta ujian tidak akan dapat mengulang soal-soal sebelumnya dan mengganti jawabannya. Salah satu contoh institusi penyelenggara ujian yang telah memanfaatkan teknologi komputer adalah ETS (ETS, 2002) yang telah menyediakan ujian seperti ini untuk TOEFL, GRE dan GMAT. Peserta ujian yang tersebar di seluruh dunia dapat mengikuti ujian ini lewat teknologi jaringan.

Pemanfaatan TI di Indonesia



Teknologi Informasi

Abad ini adalah abad teknologi informasi. Batas-batas kewilayahan kini sudah tak ada lagi dalam konteks jaringan dunia maya. Dalam istilah yang dikemukakan oleh Ohmae, hal ini disebut borderless world. Istilah teknologi informasi merupakan kata majemuk yang mengacu pada teknologi penyampaian informasi secara lebih cepat, lebih luas jangkauannya dan lebih lama penyimpanannya.
Dalam perkembangannya, TI mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam pemerintahan dikenal istilah e-gov (electronic government) yang tujuannya mempercepat dan mempermudah akses pelayanan pemerintah kepada masyarakat maupun kepada para pegawainya. Di era serba digital ini, pelayanan publik meliputi pembuatan KTP, perizinan, akte kelahiran, perpanjangan STNK dan sebagainya tidak lagi memerlukan waktu berhari-hari. Berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, pelayanan publik menjadi sangat cepat dan mudah memperolehnya.
Lain halnya dengan daerah otonom yang belum berani berinovasi masih mengalami kendala dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakatnya. Hal ini terjadi akibat masih belum diterapkannya sistem manajemen modern dan teknologi informasi. Tidak dipungkiri bahwa teknologi informasi berdampak pada semakin cepat dan mudahnya mendapatkan akses informasi.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan terminologi baru dalam dunia manajemen modern. Sebelum menerapkan TIK, teknologi sederhana sudah digunakan namun belum optimal dalam menunjang kegiatan manajemen perkantoran modern. Dengan semakin majunya teknologi umat manusia saat ini, pemerintah berupaya untuk mengadopsi teknologi ini untuk membantu para staf pemerintah meningkatkan kinerjanya.

Peranan Teknologi Informasi
Sebagaimana telah dijelaskan di muka, Teknologi Informasi memainkan peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Manajemen yang memiliki tugas pencapaian tujuan yang mengedepankan aspek efektivitas dan efisiensi membutuhkan teknologi informasi guna mempersingkat waktu dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Saat ini teknologi informasi sudah memasuki taraf kemajuan yang luar biasa. Penemuan teknologi prosesor komputer yang sudah semakin cepat, semakin tingginya kecepatan Random Access Memory (RAM)  serta ruang harddisk yang semakin luas berdampak pada semakin cepatnya waktu start up dan response popups komputer.
Berbagai cara koneksi internet dapat menggunakan beberapa metode, antara lain:
Dial Up: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan line telepon. Dengan menggunakan sebuah modem dial-up. Saat online [ connect ] maka telepon tidak dapat digunakan. Perhitungan pulsa telepon berjalan + biaya internet dari provider. max Kecepatan 56kb.
Broadband: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan kabel tv, dengan menggunakan modem broadband. Saat online dapat sekaligus nonton tidak berpengaruh. Dan biaya lebih hemat cukup membayar abodemen tv cable + biaya internet provider untuk 24 jam online [ no limit ]. kecepatan mulai dari 64kb – 256kb.
ADSL: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan line telepon juga. Namun ADSL menggunakan teknologi yang lebih modern. Saat online jalur telepon tidak terganggu, dapat digunakan dalam kebersamaan. Biaya cukup membayar provider internet dengan sistem perhitungan berdasarkan besarnya kilobyte yang digunakan, koneksi 24 jam online. Kecepatan mencapai 512kb.
Handphone: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan handphone. Dapat dihubungkan melalui Bluetooth maupun usb cable data. Saat online jalur telepon juga tidak terganggu. Bisa menggunakan jaringan GSM maupun CDMA. GSM dapat lebih cepat dengan teknologi 3G atau bahkan teknologi terbaru high speed 3,5G. Sedangkan CDMA menggunakan teknologi CDMA 2000 1x hampir setara dengan 3G. Perhitungan biaya hampir sama semua yaitu menggunakan sistem perhitungan per kilobyte. Kecepatan mulai dari 64kb – 2mb. Bahkan saat ini koneksi melalui jaringan wireless sudah menggunakan teknologi tercanggih yaitu jaringan 4G.
Dalam prakteknya, Teknologi Informasi dapat dijadikan alat bantu untuk mempersingkat jalur birokrasi. Di Kantor Perijinan Terpadu (KPT) Sragen, Jawa Tengah Teknologi Informasi digunakan sebagai media untuk mempercepat dan mempermudah proses pembuatan KTP dan layanan perijinan lainnya. KPT menggunakan sistem online yaitu dengan menerapkan sistem jaringan internet Wide Local Area Network atau Wide Area Network. Dengan sistem ini KPT dapat tersambung secara online dengan seluruh kecamatan. Jadi, warga yang akan membuat KTP cukup datang ke kecamatan, mengisi formulir pembuatan KTP, duduk untuk difoto, selesai dan tinggal bayar yang besarannya tidak lebih dari 5000 rupiah saja.
A.   Manajemen Perkantoran Modern
Manajemen Perkantoran
Perumusan Arthur Grager “Office management is the function of administering the communication and record service of an organization.” (Manajemen perkantoran adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat dari suatu organisasi).
Perumusan William Leffingwell & Edwin Robinson “Office management as a function, is the branch of the art and science of management which is concerned with the efficient performance of office work, whenever and wherever that work is to be done.”
(Manajemen perkantoran sebagai sesuatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, bilamana dan di manapun pekerjaan itu harus dilakukan).
Perumusan Hal Nourse “It seems to me that office management in the broader sense might embrance, not only the generallyaccepted service service functions, but also the arise of functional control administratrive direction of most clerical and paperwork.” (Tampaknya bagi kami manajemen perkantoran dalam arti lebih luas dapat mencakup tidak hanya fungsi-fungsi pelayanan perkantoran yang telah diterima pada umumnya, melainkan juga bidang-bidang mengenai kontrol fungsional dan pengarahan administratif terhadap kebanyakan pekerjaan kertas dan tulis).
Perumusan Edwin Robinson “Office management is concerned with the direction and supervision of office work. ” (Manajemen perkantoran berkenaan dengan pengarahan dan pengawasan terhadap pekerjaan perkantoran).
Perumusan William Spriegel & Ernest Davies “Office management is the overall direction of clerical activities as distinguished such activities as transportation, manufacturing, warehousing, and sales.” (Manajemen perkantoran adalah pengarahan menyeluruh terhadap aktivitas-aktivitas tulis sebagaimana dibedakan dari aktivitas-aktivitas seperti pengangkutan, kepabrikan, pergudangan dan penjualan).
Perumusan George Terry “Office management can be defined as the planning, controlling, and organizing of office work, and actuating those performing is so as to achieve the predetermined objective. It deals with the life cycle of business information, and retention, if of permanent value, of destruction if obsolute.”
(Manajemen perkantoran dapat didefinisikan sebagai perencanaan,  pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta menggerakkan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebiih dahulu. Ini bersangkut paut dengan peredaran hidup data dan keterangan perusahaan dari sejak penciptaannya melalui pemeliharaan, penyebaran, dan penyimpanannya kalau memiliki nilai tetap atau pemusnahannya kalau usang).
Setelah mengemukakan rumusan dari beberapa ahli, The Liang Gie kemudian mengemukakan rumusannya mengenai manajemen perkantoran. Dikatakannya: “Dengan demikian, pada pokoknya manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi, dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal. Hal atau sasaran yang terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya ialah office work (pekerjaan perkantoran)“. Dari berbagai rumusan mengenai manajemen perkantoran jelas yang terkandung di dalamnya meliputi rangkaian kegiatan:
tata penyelenggaraan;
pelaksanaan secara efisien;
pengendalian, pengawasan dan pengarahan;
perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, dan
penggerakan.

Manajemen Modern
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) mengartikan perkataan modern dengan “terbaru” “mutakhir”, “sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman”.
Dalam hal kantor, maka sifat, sikap dan cara berpikir serta bertindak sebagaimana disebutkan dalam istilah modern adalah berkenaan dengan penanganan data/informasi. Perkantoran modern mempunyai ciri-ciri memiliki bangunan dan tata ruang yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler yang tepat; para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdisiplin, profesional memiliki sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman. Kantor modern juga mendayagunakan biaya, menerapkan tata laksana yang demokratis, efektif, efisien, produktif, berkeadilan, dan perlakuan manusiawi.
Tidak jarang setiap kali mendengar perkataan perkantoran modern terbayang suatu bangunan kantor yang megah, bahkan gedung pencakar langit. Perkantoran modern juga sering digambarkan sebagai kantor yang segala kegiatannya serba dikomputerkan (computerized). Perubahan besar memang telah terjadi dalam lingkungan perkantoran. Geoffry Mills dkk (1990) menegaskan dalam bukunya “Modern Office Management” bahwa teknologi baru terus mengalami kemajuan, terutama dalam bidang “komunikasi dan pengelolaan data” (alih bahasa oleh F.X. Budiyanto, 1991).
Tahap perkembangan sistem informasi manajemen (SIM) di sebagian besar instansi pemerintah kita saat ini tampaknya sampai pada tahap SIM dengan dukungan pemrosesan data elektronik (electronic data processing, computer). Di satu pihak tahapan ini bagi sebagian instansi sedang menuju atau mungkin sudah sampai pada tahap berikutnya, yaitu tahapan SIM berdasarkan komputer (computer based system). Namun, di lain pihak kenyataan masih banyak kantor-kantor pemerintah kita belum masuk ke tahap dukungan komputer, terutama di kota-kota kecil atau di daerah-daerah terpencil.

B.   Produktivitas Kerja Pegawai
Produktivitas adalah ukuran output dari suatu proses produksi, per satuan dari input. Sebagai contoh, produktivitas buruh secara tipikal diukur sebagai perbandingan output per jam kerja pegawai, satu satuan. Produktivitas dapat disusun sebagai ukuran dari efisiensi teknis atau rekayasa produksi.
Produksi merupakan proses mengkombinasikan berbagai material input (barang-barang) dan input non material (perencanaan, tahu-bagaimana) agar membuat sesuatu untuk konsumsi (output). Metode penggabungan input produksi dalam proses pembuatan output disebut teknologi. Teknologi dapat digambarkan secara matematis dengan fungsi produksi yang menjelaskan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi dapat digunakan sebagai ukuran kinerja relatif ketika membandingkan teknologi-teknologi.
Fungsi produksi merupakan paparan sederhana mekanisme pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dibatasi sebagai peningkatan produksi dari suatu bisnis atau bangsa (apapun yang diukur). Biasanya diungkapkan sebagai persentase pertumbuhan tahunan yang menggambarkan pertumbuhan output perusahaan atau produk nasional (per bangsa). Pertumbuhan ekonomi ril (sebagai kebalikan dari inflasi) terdiri dari dua komponen. Kedua komponen ini merupakan kenaikan dalam input produksi dan kenaikan produktivitas.

Sumber
http://karnas633.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-teknologi-informasi.html?m=1

Analisis:
Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi penggunaan personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang.